Kotak Berpita Ungu
Sore itu langit nampak temaram, titik-titik gerimis menyertai
langkah kecilku yang setengah terburu menuju pelataran jalan kompleks
perumahan, ya... Aku masih sangat ingat tiap rekam detik moment saat
itu, bahkan sampai dua tahun telah terlalui. Adzan maghrib masih 20
menit lagi, tapi kamu sudah nampak gusar tanda ingin segera berlalu.
Melihatku yang setengah mendekat ke arah motormu yang terparkir di bawah
naungan pohon kenanga yang belum seberapa tinggi membuatmu seketika
menyodorkan sekotak kado berpita ungu ke arahku dengan hati-hati agar
tidak terkena tetesan rintik gerimis yang mulai menjadi hujan, sama
hati-hatinya dengan sikapmu untuk menjaga agar hubungan ini tidak lantas
menjadi sesuatu yang salah dan kita sesali pada akhirnya, aku teramat
mengenalimu.
Belum sempat aku tanyakan apa isinya dan kenapa kamu
memberikannya kepadaku, suara mesin motormu seperti menjadi pertanda
bahwa pertemuan ini akan usai dalam sekejap, seperti sekejap waktu kamu
mampu membuatku meyakini bahwa mencintaimu adalah perjuangan yang harus
selalu aku upayakan untukmu. Iya, aku selalu kewalahan menghalau rasa
khawatirku sendiri, apakah aku sanggup mengikuti langkahmu pada akhirnya
atau malah goyah dan menyerah dengan mudahnya. Tapi sekali lagi, satu
rasa yang kamu titipkan dulu mampu mengubah air mata cengengku menjadi
sebuah penguatan yang aku sendiri tidak pernah tau darimana munculnya,
aku selalu menemukan alasan untuk kembali memperjuangkanmu pada
akhirnya.
Aku buka perlahan kotak bersampul manis di hadapanku, semanis
senyummu diantara titik-titik air hujan Surabaya, senyum yang nyatanya
berdaya magnet kuat karena enggan lepas dari benakku. Ahhhh, kamu
terlihat jahat jika menyiksaku dengan bayangan senyummu tanpa
mengizinkanku sering-sering menatapnya langsung. Sebentuk benda empuk
berwarna pink menyeruak dari dalam kotak berpita ungu pemberianmu, ini
boneka. Yap, boneka Teddy Bear berwarna pink berbulu lembut yang membuat
hatiku meleleh sambil mengutukmu dalam hati, kenapa kamu memberikan
boneka sebagai hadiah ulang tahunku? Apa iya boneka ini akan sebanding
dan bisa menggantikan hadirmu sampai waktu pertemuan kita yang bahkan
belum tau kapan akan terjadi? Kenapa tidak orangnya yang menjadi kado,
tanda bahwa aku bisa memilikimu dan menjadikanmu teman hidup untuk
selamanya?
Kamu selalu sempurna jika memainkan sosok lelaki misterius yang
tidak mudah ditebak, seperti sekarang. Aku tidak mampu membaca
sedikitpun isi benakmu, mencoba menemukan alasan kenapa kamu dengan
mudah meninggalkanku tanpa membiarkanku memberikan salam perpisahan
termanis setidaknya. Namun aku tidak mau terus berpikir ini akan
menyakitkan, aku anggap kamu memang tidak meninginkan perpisahan, kamu
hanya memintaku untuk menunggumu karena kamu akan kembali padaku
akhirnya.
Sore ini hujan kembali turun, hampir dua tahun dan aku masih
menyesap tiap potongan kenanganku bersamamu, memeluk erat boneka
pemberianmu sambil berharap kamu juga akan aku peluk semacam ini saat
halal itu milik kita, amin.
"Menunggu terkadang jauh dari kepastian, tapi selama itu berlangsung
kita akan mengetahui bahwa Tuhan menciptakan proses karena akan ada
sebentuk hasil, seperti aku yang menunggumu karena percaya bahwa kamulah
yang akan menjadikan semua itu pasti dan menunjukkanku hasil itu, hasil
yang mungkin bisa kita sebut kebersamaan yang abadi..."
Terima kasih atas tulisan indah yang dipersembahkan oleh http://arayavio.blogspot.com/2013/11/kotak-berpita-ungu.html#comment-form
Tidak ada komentar:
Posting Komentar